Misi

MISI :

. Meningkatkan mutu pendidikan di SMAN 1 Bayan

· Meningkatkan kegiatan Imtaq dan Keagamaan

· Meningkatkan budaya disiplin, bersih, rapi, dan tertib

· Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang menyenagkan, menghasilkan, dan mencerdaskan

· Meningkatkan pemahaman dan pengalaman siswa terhadap nilai-nilai norma dan berbudi luhur

· Meningkatkan budaya tegur sapa dan santun antar semua komponen sekolah

SELAMAT DATANG DI BLOG SMA NEGERI I BAYAN SEBAGAI SEKOLAH RINTISAN PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (RPBKL) style="color: rgb(265, 0, 0);">

Selasa, 16 November 2010

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dengan Pendidikan Karakter

Lombok Utara - Salah satu terobosan baru yang dilakukan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, untuk meningkatkan kedesiplinan siswa dan guru adalah melalui pendidikan karakter.

“Sekolah boleh jauh dari pusat kota provinsi atau kabupaten, tapi harus mampu bersaing dengan sekolah yang sudah maju. Dan sebagai terobosan baru, SMAN 1 Bayan, sejak satu bulan lalu telah melakukan peningkatan kedisiplinan yang bukan saja ditujukan untuk siswa, tapi juga untuk semua guru dan karyawan melalui pendidikan karakter”, tutur Budi Wicaksono, Spd, salah seorang wakil kepala sekolah, ketika ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini.

Yang melatar belakangi pendidikan karakter ini mengingat masih adanya siswa di SMAN 1 Bayan yang kadang-kadang terlambat masuk sekolah. Dan untuk mengaktifkannya, pihak sekolah melakukan pendidikan karakter dengan memamfaatkan waktu sebaik-baiknya, yakni semua siswa yang berjumlah 590 orang dan guru harus masuk jam 07.15 wita.

“Sebelum masuk kelas semua siswa dan guru duduk bersama di halaman sekolah untuk membaca Asma’ul Husna dan dilanjutkan dengan ceramah agama selama 3 menit. Dan pada jam 07.30 siswa sudah siap belajar di dalam kelas”, jelas Budi, guru yang ramah ini.

Lalu bagaimana dengan yang terlambat? Menjawab pertanyaan ini, Budi Wicaksono yang didampingi Rasid Ridha mengakui, bahwa pada pukul 07.15, pintu gerbang sekolah ditutup. “Dan bagi yang terlambat datang entah itu guru atau siswa, maka dia harus berdiri di depan pintu sebagai sanksi sosial. Pintu gerbang baru dibuka kembali, setelah selesai pembacaan Asmaul Husna dan ceramah agama atau tepatnya jam 07.30 wita”, katanya.

Kegiatan pendidikan Karakter, lanjut Rasid, cukup bermamfaat baik bagi guru maupun siswa. Karena yang semula masih ada yang suka datang terlambat dengan berbagai kendala, kini sudah berubah, bahkan ada siswa yang datang sebelum jam 07.00 pagi. “Ini menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan karakter mampu meningkatkan kedisiplinan atau masuk tepat waktu dan perlu dipertahankan, sehingga kedepan, SMAN 1 Bayan bukan saja unggul dalam budaya tapi juga disiplin waktu”, ujar Rasid.

Pendidikan karakter, selain bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan juga sebagai wahana peningkatan iman dan taqwa (imtaq). “Kegiatannya dilakukan setiap hari kecuali hari senin yang diisi dengan upacara bendera, dan ini juga berlaku pada ujian semester. Dan bagi siswa yang barangkali belum rapi pakaiannya, sebelum kegiatan pembacaan Asmaul Husna dapat merapikannya seperti memakai dasi dan sepatu hitam”, tambah Budi Wicaksono.

Tugas seperti ini bukan saja dilakukan oleh para guru, tapi juga oleh para satpam (penjaga). “Alhamdulillah, kami kompak semua untuk memajukan SMAN 1 Bayan. Dan perubahannya cukup drastis, sehingga hampir sudah tidak ada lagi guru ataupun siswa yang terlambat masuk, walaupun hanya hukumannya berupa sanksi sosial”, imbuh Budi.

Hal senada juga diakui oleh Bambang, salah seorang guru di SMAN1 Bayan. Menurutnya, peningkatan disiplin ini sesuai dengan salah satu tujuan dari pendidikan yang disusun oleh Tim Pengembangan Kurikulum, seperti keagamaan, kejujuran dan keteladanan, dan ini juga sesuai dengan petunjuk dari Disjen Peningkatan Mutu kementerian pendidikan dan kebudayaan RI. (Ari)
Baca selengkapnya SMA NEGERI I BAYAN - LOMBOK UTARA: November 2010

SMAN 1 Bayan Juara I Paskibraka


Lombok Utara - Kendati SMAN 1 Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, jauh dari pusat kota kabupaten dan provinsi NTB, namun tidak mengurangi semangat para siswanya untuk meraih prestasi.

 Buktinya, pada lomba Pasukan Pengibaran Sang Saka Merah Putih (Paskibraka) yang digelar Koran Lombok Post dan XL pada hari minggu 7/11 kemarin di lapangan GOR Turida Mataram yang diikuti oleh 25 sekolah, siswa SMAN 1 Bayan mampu meraih juara 1.

“Persiapan untuk lomba ini biasa-biasa saja, artinya tidak ada persiapan khusus, serta tidak menyangka kalau anak-anak kita akan meraih juara 1 pada lomba Paskibraka”, ungkap Adenan, S.Pd, MPD pada Suara Komunitas, ketika ditemui di ruang kerjanya 8/11.

“Rencananya mengikuti lomba Paskibraka ini hanya untuk ikut berpartisipasi, dan tidak pernah bermimpi untuk jadi juara, dan ini merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh siswa pada setiap upacara bendera di sekolah. Alhamdulillah,  ternyata kita berhasil meraih juara dan menyisihkan sekolah lainnya, walaupun kita berada jauh dari pusat kota kabupaten”, timpal Budi Wicaksono, S.Pd, Waka Humas SMAN 1 Bayan.

Menang, kata Bambang Siswanto, Spd, para siswa diberikan kebebasan untuk berexspresi dan berkreasi baik secara akademik maupun non akademik dalam artian yang positif yakni membuat ide-ide segara untuk kemajuan SMAN 1 Bayan. “Karena di samping kita mengembangkan budaya lokal yang dipadukan dengan kurikulum belajar, kita juga terus berupaya untuk meningkatkan prestasi siswa”, jelas Bambang, sambil tersenyum.

Sementara  Sumadi, Spd yang mendampingi siswa SMAN 1 Bayan pada lomba Paskibraka mengatakan, pada lomba ini yang dinilai adalah gerakan dasar, pormasi yang ada kaitannya dengan Hari Pahlawan dan pormasi bintang sekaligus mempromosikan motto kabupaten Lombok Utara yaitu “tiok-tata-tunaq”. “Kita berusaha menampilkan  paskib yang sebenarnya seperti yang biasa dilakukan pada upacara bendera di sekolah”, jelas Sumadi.

Menyoroti tentang pendanaan di SMAN 1 Bayan untuk berbagai kegiatan siswa, Adenan selaku kepala sekolah dan semua jajarannya mengaku tidak pernah mengeluh, kendati kekurangan dana. “Kadang-kadang ada sekolah beralasan tidak ada dana untuk mengembangkan prestasi siswa, dan itu merupakan alasan yang klasik. Tapi, bagi kami di SMAN 1 Bayan tidak pernah mengeluh persoalan dana. Karena yang penting bagi kami, bagaimana siswa ini mampu memperoleh prestasi yang bukan saja pada pelajaran kurikuler, tapi juga prestasi di exstra kurikuler”, tegas Adenan.

Dan pada tahun 2011 mendatang, pihaknya akan terus berusaha untuk meningkatkan prestasi di segala bidang, sehingga SMAN1 Bayan bisa menjadi sekolah model di Lombok Utara.  Untuk menjadi sekolah model memang perlu memenuhi 8 standar pendidikan, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana, seperti daya listrik paling tidak 12 ribu watt, lab computer, dan ruang kelas yang memadai.

“Di SMA kita ini kalau mengikuti standar nasional, kita masih kekurangan lima ruang belajar, karena maksimal per kelas itu berisi 32 siswa. Demikian juga bantuan dari wali murid, jika mengikuti standar nasional per siswa minimal mengeluarkan 82.250 setiap bulan. Namun sekarang ini sumbangan siswa kita sesuaikandengan kemampuan wali murid, dan Insya Allah untuk standar sekolah model kita akan perjuangkan di tahun 2011 ini”, kata Adenan, yang didampingi oleh beberapa wakil kepala sekolah setempat. (M.Syairi)
Baca selengkapnya SMA NEGERI I BAYAN - LOMBOK UTARA: November 2010