Lombok Utara - Kendati SMAN 1 Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, jauh dari pusat kota kabupaten dan provinsi NTB, namun tidak mengurangi semangat para siswanya untuk meraih prestasi.
Buktinya, pada lomba Pasukan Pengibaran Sang Saka Merah Putih (Paskibraka) yang digelar Koran Lombok Post dan XL pada hari minggu 7/11 kemarin di lapangan GOR Turida Mataram yang diikuti oleh 25 sekolah, siswa SMAN 1 Bayan mampu meraih juara 1.
“Persiapan untuk lomba ini biasa-biasa saja, artinya tidak ada persiapan khusus, serta tidak menyangka kalau anak-anak kita akan meraih juara 1 pada lomba Paskibraka”, ungkap Adenan, S.Pd, MPD pada Suara Komunitas, ketika ditemui di ruang kerjanya 8/11.
“Rencananya mengikuti lomba Paskibraka ini hanya untuk ikut berpartisipasi, dan tidak pernah bermimpi untuk jadi juara, dan ini merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh siswa pada setiap upacara bendera di sekolah. Alhamdulillah, ternyata kita berhasil meraih juara dan menyisihkan sekolah lainnya, walaupun kita berada jauh dari pusat kota kabupaten”, timpal Budi Wicaksono, S.Pd, Waka Humas SMAN 1 Bayan.
Menang, kata Bambang Siswanto, Spd, para siswa diberikan kebebasan untuk berexspresi dan berkreasi baik secara akademik maupun non akademik dalam artian yang positif yakni membuat ide-ide segara untuk kemajuan SMAN 1 Bayan. “Karena di samping kita mengembangkan budaya lokal yang dipadukan dengan kurikulum belajar, kita juga terus berupaya untuk meningkatkan prestasi siswa”, jelas Bambang, sambil tersenyum.
Sementara Sumadi, Spd yang mendampingi siswa SMAN 1 Bayan pada lomba Paskibraka mengatakan, pada lomba ini yang dinilai adalah gerakan dasar, pormasi yang ada kaitannya dengan Hari Pahlawan dan pormasi bintang sekaligus mempromosikan motto kabupaten Lombok Utara yaitu “tiok-tata-tunaq”. “Kita berusaha menampilkan paskib yang sebenarnya seperti yang biasa dilakukan pada upacara bendera di sekolah”, jelas Sumadi.
Menyoroti tentang pendanaan di SMAN 1 Bayan untuk berbagai kegiatan siswa, Adenan selaku kepala sekolah dan semua jajarannya mengaku tidak pernah mengeluh, kendati kekurangan dana. “Kadang-kadang ada sekolah beralasan tidak ada dana untuk mengembangkan prestasi siswa, dan itu merupakan alasan yang klasik. Tapi, bagi kami di SMAN 1 Bayan tidak pernah mengeluh persoalan dana. Karena yang penting bagi kami, bagaimana siswa ini mampu memperoleh prestasi yang bukan saja pada pelajaran kurikuler, tapi juga prestasi di exstra kurikuler”, tegas Adenan.
Dan pada tahun 2011 mendatang, pihaknya akan terus berusaha untuk meningkatkan prestasi di segala bidang, sehingga SMAN1 Bayan bisa menjadi sekolah model di Lombok Utara. Untuk menjadi sekolah model memang perlu memenuhi 8 standar pendidikan, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana, seperti daya listrik paling tidak 12 ribu watt, lab computer, dan ruang kelas yang memadai.
“Di SMA kita ini kalau mengikuti standar nasional, kita masih kekurangan lima ruang belajar, karena maksimal per kelas itu berisi 32 siswa. Demikian juga bantuan dari wali murid, jika mengikuti standar nasional per siswa minimal mengeluarkan 82.250 setiap bulan. Namun sekarang ini sumbangan siswa kita sesuaikandengan kemampuan wali murid, dan Insya Allah untuk standar sekolah model kita akan perjuangkan di tahun 2011 ini”, kata Adenan, yang didampingi oleh beberapa wakil kepala sekolah setempat. (M.Syairi)
Buktinya, pada lomba Pasukan Pengibaran Sang Saka Merah Putih (Paskibraka) yang digelar Koran Lombok Post dan XL pada hari minggu 7/11 kemarin di lapangan GOR Turida Mataram yang diikuti oleh 25 sekolah, siswa SMAN 1 Bayan mampu meraih juara 1.
“Persiapan untuk lomba ini biasa-biasa saja, artinya tidak ada persiapan khusus, serta tidak menyangka kalau anak-anak kita akan meraih juara 1 pada lomba Paskibraka”, ungkap Adenan, S.Pd, MPD pada Suara Komunitas, ketika ditemui di ruang kerjanya 8/11.
“Rencananya mengikuti lomba Paskibraka ini hanya untuk ikut berpartisipasi, dan tidak pernah bermimpi untuk jadi juara, dan ini merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh siswa pada setiap upacara bendera di sekolah. Alhamdulillah, ternyata kita berhasil meraih juara dan menyisihkan sekolah lainnya, walaupun kita berada jauh dari pusat kota kabupaten”, timpal Budi Wicaksono, S.Pd, Waka Humas SMAN 1 Bayan.
Menang, kata Bambang Siswanto, Spd, para siswa diberikan kebebasan untuk berexspresi dan berkreasi baik secara akademik maupun non akademik dalam artian yang positif yakni membuat ide-ide segara untuk kemajuan SMAN 1 Bayan. “Karena di samping kita mengembangkan budaya lokal yang dipadukan dengan kurikulum belajar, kita juga terus berupaya untuk meningkatkan prestasi siswa”, jelas Bambang, sambil tersenyum.
Sementara Sumadi, Spd yang mendampingi siswa SMAN 1 Bayan pada lomba Paskibraka mengatakan, pada lomba ini yang dinilai adalah gerakan dasar, pormasi yang ada kaitannya dengan Hari Pahlawan dan pormasi bintang sekaligus mempromosikan motto kabupaten Lombok Utara yaitu “tiok-tata-tunaq”. “Kita berusaha menampilkan paskib yang sebenarnya seperti yang biasa dilakukan pada upacara bendera di sekolah”, jelas Sumadi.
Menyoroti tentang pendanaan di SMAN 1 Bayan untuk berbagai kegiatan siswa, Adenan selaku kepala sekolah dan semua jajarannya mengaku tidak pernah mengeluh, kendati kekurangan dana. “Kadang-kadang ada sekolah beralasan tidak ada dana untuk mengembangkan prestasi siswa, dan itu merupakan alasan yang klasik. Tapi, bagi kami di SMAN 1 Bayan tidak pernah mengeluh persoalan dana. Karena yang penting bagi kami, bagaimana siswa ini mampu memperoleh prestasi yang bukan saja pada pelajaran kurikuler, tapi juga prestasi di exstra kurikuler”, tegas Adenan.
Dan pada tahun 2011 mendatang, pihaknya akan terus berusaha untuk meningkatkan prestasi di segala bidang, sehingga SMAN1 Bayan bisa menjadi sekolah model di Lombok Utara. Untuk menjadi sekolah model memang perlu memenuhi 8 standar pendidikan, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana, seperti daya listrik paling tidak 12 ribu watt, lab computer, dan ruang kelas yang memadai.
“Di SMA kita ini kalau mengikuti standar nasional, kita masih kekurangan lima ruang belajar, karena maksimal per kelas itu berisi 32 siswa. Demikian juga bantuan dari wali murid, jika mengikuti standar nasional per siswa minimal mengeluarkan 82.250 setiap bulan. Namun sekarang ini sumbangan siswa kita sesuaikandengan kemampuan wali murid, dan Insya Allah untuk standar sekolah model kita akan perjuangkan di tahun 2011 ini”, kata Adenan, yang didampingi oleh beberapa wakil kepala sekolah setempat. (M.Syairi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar